Halaman

Translate

Selasa, 19 April 2016

Mengendalikan Diri Ketika Emosi

Pengalaman pribadi tentang mengendalikan diri ketika emosi

          Nama saya Muhammad yaasiin,saya lahir di bogor 5 desember 1994, saya sedang berkuliah di semester 8 di universitas gunadarma jurusan teknik informatika
          Saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya ketika mengendalikan emosi sejak saya kecil dulu
          Pada  waktu TK (taman kanak –kanan ) saya kurang begitu paham tentang emosi, yang saya tahu dahulu, jika keinginan saya tidak dipenuhi saya akan marah dan menangis.
          Pada masa SD(sekolah dasar) di SDN CIBINONG 2 .saya mulai mengerti arti emosi, emosi itu ketika ada hal yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita, terkadang hal tersebut akan baik baik saja meski tidak berjalan sesuai keinginan, namun yang jadi masalah ketika hal tersebut malah bertentangan dengan keinginan kita, disitulah hal yang akan menyebabkan kita emosi dan marah. Lalu bagai mana cara mengendalikan nya, kitaka SD saya blom begitu paham mengendalikan emosi, jadi ketika ada hal yang tidak berjalan sesuai keinginan, saya akan berusaha keras agar hal tersebut berjalan sesuai dengan keinginan, bahkan saya menyelesaikan nya dengan kekerasan, tapi tidak semua hal yang membuat emosi di selesaikan dengan kekerasan, kadang bisa dengan berdiskusi. Terkadang ketika saya emosi saya sering bercerita ke ayah atau pun ibu, mereka mendengarkan cerita saya meski terkadang seolah olah mereka tidak peduli dengan cerita saya.
          Pada saat saya masuk SMP(Sekolah menengah pertama) di SMPi al-mukhlishin saya sekolah jauh dari rumah, jauh dari orang tua dan keluarga, saya sekolah dan bertempat tinggal di pondok pesantren AL-Mukhlishin ,pada saat itu ketika saya emosi saya kebingungan , bagaimana mengatasinya, ketika mulai masuk kelas satu, banyak senior senior atau kaka kelas yang melakukan pembulian di sekolah ataupun asrama, bahakn saya sering dihukum karna telat datang ke masjid atau bahkan telat untuk datang mengaji rutin, hukuman yang saya terima adalah hukuman fisik, saya berfikir untuk mengadukan hal tersebut ke orang tua saya, karna disitu saya sangat emosi sekali, hanya telat beberapa detik, saya dipukul menggunakan bambu di bagian paha, sesampainya saya di masjid dan setelah dihukum saya sangat emosi, lalu saya mengambil air untuk wudhu sebelum melaksanankan rutinitas shalat berjamaah atau rutinitas mengaji, disitu setelah saya mengambil air wudhu saya merasa sangat tenang, entah kenapa emosi saya merasa berkurang, dan saya merasa meskipun paha masih terasa sakit, tapi itu memang kesalahan saya, karna saya telat untuk dating ke masjid, jadi saya pantas mendapatkan nya, dan saya rasa tidak penting untuk melaporkan hal tersebut ke orang tua saya, bahkan saya berfikir jika orang tua saya tau, saya akan menerima hukuman yang lebih parah ,jadi lebih baik saya diam dan lanjut untuk rutinitas saya.

          Semenjak kejadian tersebut, saya berfikir secara spontan, apakah karna saya mengambil air udhu emosi saya akan berkurang atau bahakan menghilang?lalu ada kejadian disaat teman teman smp saya memusuhi saya hanya karna mereka tidak diberikan contekan ketika ujian,saya di olok olok bahakan saya dipukuli ketika itu, saya mau melawan, tapi saya sadar mereka sangat banyak, lalu saat itu saya merasa kesal sekali dan emosi sekali, lalu saya teringat kejadian di masjid, saya mencoba mengambil air wudhu untu sholat dzuhur, ternyata emosi saya menurun,tetapi saya tetap merasa kesal, karna itu bukan ganjaran yang seharusnya saya dapatkan karna kesalahan saya, saya berfikir klo saya tidak salah, karna tidak memberikan contekan, lalu saya sholat dzuhur, setelah sholat, entah kenapa saya merasa sudah berkurang sangat banyak emosi saya, seolah olah saya sudah melupakan semua masalah yang ada, meski masih bias merasakan rasa sakit larna dipukuli
          Pada saat SMA(sekolah menengah atas) di MAN 1 BOGOR saya bertem teman teman yang menakjubkan, di sana bahkan saya mengetahui kenapa dulu ketika saya emosi lalu saya berwudgu dan sholat seketika emosi berkurang, salah seorang guru saya pernah menjelaskan sebuah hadis atau ayat alquran, saya sudah lupa, yang intinya ketika emosi atau marah, ambilah air wudhu, lalu jika masih emosi maka sholat lah, dan ketika sholat masih blom bias meredam emosi, berbaringlah(kalo yang saya pahami, tidur saja).
Jadi pada masa SMA saya selalu berwudhu dan sholat ketika emosi, jika masih tetap emosi, maka saya harus tidur untuk melupakan emosi saya, hal tersebut mulai saya terapkan semenjak SMA hingga sekarang saya berkuliah di semester 8 universitas gunadarma.

Silahkan salin/pasang embed link di bawah ini bila Anda ingin memasangnya di situs yang Anda inginkan:




Widget by Bloggers



Baca Juga :
  1. Lirik Lagu Green Day - The Forgotten [Theme Song Breaking Dawn Part 2]
  2. Lyric Lagu Simple Plan - Welcome to My Life
  3. Lyric Lagu Simple Plan - Shut Up
  4. Lyric Lagu Simple Plan - Untitled
  5. Download Browser Google Chrome Terbaru
  6. Download Browser Mozilla FirefoxTerbaru
  7. Cara Membuat Blog di Blogspot/Blogger
  8. Mempercepat Koneksi Internet 3 Kali Lipat dengan Browser Firefox
  9. Cara Mempercepat Koneksi Internet di Warnet
  10. 10 Great Motivation
  11. Cara Mempercepat Koneksi Internet pada Windows 7
  12. Perbedaan KBps dengan Kbps
  13. Kumpulan URL Link Situs Keamanan Website
  14. Download Free All Game House dari A - Z
  15. PERBEDAAN HECKER DAN CRACKER
  16. Motivasi Untuk Orang yang Tidak Ingin Miskin

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa follow setelah comen